Artikel ini ditulis sebagai bagian dari dokumentasi kemanusiaan dan edukasi publik oleh tim ManusKrip Papua. Kami ingin membagikan suara dan pengalaman warga sipil yang terdampak situasi darurat di wilayah Intan Jaya, Papua Tengah—dengan pendekatan berbasis empati, tanpa afiliasi politik atau militer.
📌 Peringatan Konten
Tulisan ini memuat informasi sensitif terkait kondisi pengungsian, kerentanan warga sipil, dan peristiwa kehilangan. Kami menyajikan informasi berdasarkan laporan lapangan, kesaksian warga, serta sumber terbuka yang dapat dipertanggungjawabkan. Artikel ini tidak bertujuan menyudutkan atau menyalahkan pihak manapun.
📅 Latar Peristiwa
Pada 18 Juni 2025, tim kemanusiaan dari Gereja Katolik Dekanat Moni Puncak Jaya bersama pemerintah daerah mengevakuasi warga dari beberapa kampung di Distrik Sugapa: Gamagae, Bulapa, dan Galungama. Tindakan ini diambil sebagai respons atas memburuknya situasi keamanan di wilayah tersebut.
Warga sipil—termasuk anak-anak dan lansia—terpaksa mengungsi ke lokasi yang dianggap lebih aman, sebagian bahkan berlindung di hutan. Dalam prosesnya, terdapat korban luka dan laporan kehilangan jiwa. Pada 19 Juni dini hari, keluarga korban menggelar upacara penghormatan terakhir secara sederhana di tengah keterbatasan.
📍 Refleksi Kemanusiaan
Kisah ini menggambarkan betapa konflik yang berkepanjangan memberi dampak nyata pada kehidupan masyarakat biasa yang tidak bersenjata. Perlindungan terhadap warga sipil harus menjadi prioritas semua pihak, apapun latar belakangnya.
Papua bukan hanya tanah yang kaya akan sumber daya, tetapi juga penuh dengan budaya dan harapan. Saatnya kita memberi ruang bagi suara-suara yang selama ini terpinggirkan—suara mereka yang mendambakan kedamaian dan masa depan yang aman.
💬 Pesan Penutup
Damai bukanlah sekadar opsi. Damai adalah hak.
Mari kita bersama mendorong narasi yang memanusiakan, bukan memecah belah.
—
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut atau ikut mendukung upaya kemanusiaan di Papua, silakan tinggalkan komentar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar